Pada tanggal 8 Juli 2011, The Swedish Medical Products Agency (Badan Pengawasan Obat-obatan Swedia) mengeluarkan peringatan publik untuk mewaspadai produk-produk pelangsing mengandung Sibutramine yang marak beredar di internet. Produk yang dilarang peredarannya oleh mereka adalah:
Senin, 13 Februari 2012
Konfirmasi ABC Acai Berry Mengandung Sibutramine
Pada tanggal 8 Juli 2011, The Swedish Medical Products Agency (Badan Pengawasan Obat-obatan Swedia) mengeluarkan peringatan publik untuk mewaspadai produk-produk pelangsing mengandung Sibutramine yang marak beredar di internet. Produk yang dilarang peredarannya oleh mereka adalah:
Minggu, 12 Februari 2012
Pembatalan izin edar dan penarikan produk obat yang mengandung sibutramine
Pembatalan izin edar dan penarikan produk obat yang
mengandung sibutramine
KETERANGAN PERS
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PEMBATALAN IZIN EDAR DAN PENARIKAN PRODUK OBAT YANG MENGANDUNG
SIBUTRAMINE
Nomor : PN.01.04.1.31.10.10.9829
Jakarta, 14 Oktober 2010
Berkaitan dengan informasi aspek keamanan produk obat yang mengandung sibutramine,
BPOM Tarik 6 Obat Pelangsing Karena Bisa Bikin Stroke
Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik 6 produk obat anti obesitas alias obat pelangsing yang mengandung sibutramine. Obat yang mengandung sibutramin meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Penarikan itu dilakukan efektif sejak tanggal 14 Oktober 2010 yang mana BPOM melakukan pembatalan izin edar dan penarikan obat yang mengandung sibutramine yang banyak digunakan untuk membantu penurunan berat badan.
"Mekanisme sibutramin ini kerjanya di sistem saraf pusat dengan menghambat re-uptake dari noradrenalin, serotonin dan dopamin," ujar Dra Endang Woro Tedjowati, M.Sc selaku direktur penilaian obat dan produk biologi BPOM RI dalam acara seminar media 'Keamanan Obat Anti Obesitas Terkait Perijinan BPOM' di Annex Building, Jakarta, Rabu (1/12/2010).
Endang menuturkan sebelum dipasarkan, sibutramin telah melakukan uji pre-market untuk mengevaluasi aspek khasiat, keamanan serta mutunya. Tapi setelah beberapa tahun penggunaannya ditemukan tingginya kejadian kasus kardiovaskuler (jantung dan stroke).
Produk obat yang ditarik karena mengandung sibutramine adalah:
Penarikan itu dilakukan efektif sejak tanggal 14 Oktober 2010 yang mana BPOM melakukan pembatalan izin edar dan penarikan obat yang mengandung sibutramine yang banyak digunakan untuk membantu penurunan berat badan.
"Mekanisme sibutramin ini kerjanya di sistem saraf pusat dengan menghambat re-uptake dari noradrenalin, serotonin dan dopamin," ujar Dra Endang Woro Tedjowati, M.Sc selaku direktur penilaian obat dan produk biologi BPOM RI dalam acara seminar media 'Keamanan Obat Anti Obesitas Terkait Perijinan BPOM' di Annex Building, Jakarta, Rabu (1/12/2010).
Endang menuturkan sebelum dipasarkan, sibutramin telah melakukan uji pre-market untuk mengevaluasi aspek khasiat, keamanan serta mutunya. Tapi setelah beberapa tahun penggunaannya ditemukan tingginya kejadian kasus kardiovaskuler (jantung dan stroke).
Produk obat yang ditarik karena mengandung sibutramine adalah:
Kamis, 02 Februari 2012
Kapan Minum Obat bila sedang Puasa?
Kapan Minum Obat bila sedang Puasa? Nah, bagaimana solusinya? Di satu sisi, Anda ingin menjalankan ibadah puasa, di sisi lain, Anda juga harus meminum obat; baik untuk menjaga kesehatan, mengobati atau mencegah penyakit. Berikut beberapa tips agar kepatuhan dalam minum obat masih bisa dijalankan selama Bulan Suci Ramadhan.
Seperti diketahui bersama, obat merupakan suatu senyawa yang dapat digunakan untuk tujuan pencegahan, diagnosis dan pengobatan penyakit. Obat akan memberikan khasiat apabila kadarnya stabil di dalam darah. Agar tercapai kadar yang stabil, penggunaan obat harus disesuaikan dengan sifat fisika kimia masing-masing obat.
Di dalam tubuh, obat akan diserap kemudian diedarkan oleh darah, tersedia dalam jumlah yang tepat di tempat kerjanya, dan pada akhirnya dibuang jika sudah tidak digunakan.
Semakin cepat obat diserap dan dikeluarkan dari tubuh,
kita harus semakin sering minum obat
Oleh karena itu, ada obat yang harus diminum 3 x sehari, ada yang 2 x sehari, ada yang 1 x sehari, bahkan ada yang 1 minggu sekali atau 1 bulan sekali.
Nah, bagaimana jadinya bila Anda sedang berpuasa? Jika pada hari-hari biasa di luar bulan Ramadhan Anda memiliki waktu 24 jam untuk meminum obat, berbeda halnya dengan di bulan puasa; Anda hanya memiliki waktu kurang lebih sekitar 10-11 jam (dari saat berbuka hingga waktu imsyak/subuh). Sehingga, harus diatur sedemikian rupa agar obat yang diminum tetap efektif dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit.
Seperti diketahui bersama, obat merupakan suatu senyawa yang dapat digunakan untuk tujuan pencegahan, diagnosis dan pengobatan penyakit. Obat akan memberikan khasiat apabila kadarnya stabil di dalam darah. Agar tercapai kadar yang stabil, penggunaan obat harus disesuaikan dengan sifat fisika kimia masing-masing obat.
Di dalam tubuh, obat akan diserap kemudian diedarkan oleh darah, tersedia dalam jumlah yang tepat di tempat kerjanya, dan pada akhirnya dibuang jika sudah tidak digunakan.
Semakin cepat obat diserap dan dikeluarkan dari tubuh,
kita harus semakin sering minum obat
Oleh karena itu, ada obat yang harus diminum 3 x sehari, ada yang 2 x sehari, ada yang 1 x sehari, bahkan ada yang 1 minggu sekali atau 1 bulan sekali.
Nah, bagaimana jadinya bila Anda sedang berpuasa? Jika pada hari-hari biasa di luar bulan Ramadhan Anda memiliki waktu 24 jam untuk meminum obat, berbeda halnya dengan di bulan puasa; Anda hanya memiliki waktu kurang lebih sekitar 10-11 jam (dari saat berbuka hingga waktu imsyak/subuh). Sehingga, harus diatur sedemikian rupa agar obat yang diminum tetap efektif dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit.
Berikut ini adalah panduan minum obat pada saat sedang berpuasa:
Rabu, 01 Februari 2012
ULKUS PEPTIKUM
Lesi ini dapat terbentuk karena berbagai hal.pada umumnya dua faktor yang berperan adalah invasi bakteri Helicibacter pylori ke mukosa lambung atau duodenum yang langsung merusak mukosa lambung atau dikarenakan berbagai zat tertentu yang bersifat asam,seperti obat-obatan anti inflamasi non-steroid misalnya,aspirin dan ibuprufen atau clopidogrel yang dapat menurunkan produksi prostaglandin dan mucin yang berperan sebagaifaktor defensif dari organ ini.
Langganan:
Postingan (Atom)